MenurutWartono, pada saat musim kemarau lahan tambak yang disewannya itu tidak bisa ditanam tanaman lain selain tanaman padi ( Oryza sativa). Sebab, meski airnya susut masih ada sisa-sisa genangan air yang cocoknya memang hanya bisa digunakan untuk menanam padi.
Adapun menjelang musim kemarau tahun 2020 ini, baru 8 persen dari seluruh petani di sana yang memanfaatkan asuransi pertanian. "Di sejumlah daerah, peralihan ke musim kemarau mulai terasa, termasuk di Jawa Barat yang relatif dekat dengan Kebumen," kata Menteri Syahrul.
Untukitu, pastikan lahan tempat budidaya kacang panjang memiliki sistem drainase yang baik. Pertama, lakukan pengolahan tanah dengan cara membalik tanah dengan kedalaman 30 cm. Setelah itu, diamkan selama 2 hari. Langkah selanjutnya ialah gemburkan bongkahan tanah yang masih berukuran besar hingga didapatkan tekstur yang halus.
Dimusim kemarau, hujan sangat jarang dan sinar matahari yang berlimpah akan menghambat perkembangan jamur dan bakteri. Kekurangan Menanam Padi di Musim Kemarau Air Lebih Sulit Didapat Di musim kemarau debit air di sungai dan bendungan akan berkurang. Hal ini jelas akan mengurangi asupan air ke persawahan.
Masuk musim kemarau, para petani diminta tak khawatir pada ketersediaan air, karena embung akan memasok air.Hal ini juga berlaku bagi UPKK Purwo Suci di Desa Ngraho, Kecamatan Kedung Tuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. "Ketika musim kemarau tiba, petani tak perlu khawatir, karena embung akan memasok air sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga," ujar Menteri Pertanian
Padamusim kemarau hama tanaman lebih intens pada jenis serangga seperti kutu daun yang menularkan virus keriting dan bulai. Pada musim kemarau anda juga harus rajin melakukan pengairan. Daftar tanaman yag cocok ditanam saat musim kemarau adalah: Jagung, Ubi, Ketela, Tomat, Kentang, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Labu, dll.
Selainmengimbau menanam tanaman dengan umur yang pendek, Yoga juga meminta agar para petani tidak menanam padi di wilayah yang jauh dari kawasan irigasi (daerah lahan tadah hujan). Hal tersebut dikarenakan padi merupakan tanaman dengan kebutuhan air yang tinggi, sehingga dikhawatirkan akan mengalami kekurangan air saat tidak ada hujan. BACA JUGA:
A1z5. Karawang Antaranews Megapolitan - Kementerian Pertanian menyatakan kesuburan tanah di areal persawahan tidak akan terganggu saat areal sawah ditanami padi secara terus-menerus. "Memang banyak yang khawatir kalau areal sawah akan hilang kesuburan lahannya jika ditanam secara terus-menerus. Itu keliru," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini, saat kunjungan kerja ke Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat. Menurut dia, kesuburan tanah pada areal sawah yang ditanami padi secara terus-menerus tidak akan hilang jika dilakukan secara serentak per golongan air. Hal lain yang harus dilakukan saat areal sawah ditanami padi secara terus-menerus ialah dengan menggunakan varietas yang sesuai dengan musim. "Artinya, ketika musim kemarau seperti saat ini, maka petani harus menggunakan varietas yang tahan kemarau. Sehingga bisa tahan terhadap serangan hama," kata dia. Aksi tanam padi secara terus-menerus itu sendiri berkaitan dengan gerakan percepatan tanam yang kini sedang digalakkan Badan Karantina Pertanian. Melalui gerakan percepatan tanam, maka setiap setelah panen, petani bisa langsung menanam padi kembali di areal sawah miliknya. Badan Karantina Pertanian kini mengampanyekan gerakan percepatan tanam serentak di wilayah Jawa Barat. Itu dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung program ketahanan pangan. Banun yang juga Penanggung Jawab Upsus Jawa Barat menyatakan gerakan percepatan tanam harus terus dilakukan. "Kita tidak boleh berleha-leha, harus manfaatkan air yang masih tersedia, agar padi dapat terus tumbuh dan panen," katanya. Tanam padi serentak terstruktur merupakan cara untuk pengendalian hama dan penyakit. Berdasarkan pengalaman, hama meledak disebabkan karena waktu tanam padi yang tidak serentak. Waktu tanam yang tidak serentak itu akan mengakibatkan akumulasi populasi hama pada tanaman padi.
BANGKA – Musim kemarau panjang diprediksi bakal terjadi pada pertengahan Juni sampai September 2023 mendatang. Pada musim kemarau, petani di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung diminta menanam palawija selain padi. Pelaksana Tugas Plt Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan DPPP Bangka Selatan, Risvandika berujar, masyarakat petani harus mempersiapkan diri agar dapat mengantisipasi dampak kemarau panjang yakni kekeringan. Sehingga para petani bisa menanam tanaman palawija untuk lahan yang pengairannya terbatas saat musim kemarau. Seperti yang diketahui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Pangkalpinang memprediksi musim kemarau di Bangka Belitung terjadi pada awal Juni 2023. Antara bulan Juni dasarian satu dan Juni dasarian dua. Tepatnya pada tanggal 1 - 11 Juni 2023 mendatang. “Berdasarkan data BMKG bulan Juni - September 2023 Bangka Selatan diperkirakan akan memasuki musim kemarau. Saya mengingatkan petani untuk dapat beralih ke tanaman yang kurang membutuhkan air,” kata dia kepada Sabtu 3/6/2023. Risvandika menerangkan, menjelang musim kemarau panjang para petani setidaknya menyesuaikan tanaman pada masa tanam. Sebab, saat musim kemarau ketersediaan air akan berkurang yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman yang membutuhkan banyak air. Bahkan saat ini tim penyuluh sudah melakukan sosialisasi kepada para petani. Terutama sosialisasi pola tanam padi-padi- palawija kepada para petani. Upaya itu merupakan bagian agar selama satu tahun musim tanam tidak melulu menanam padi. Akan tetapi diselingi menanam palawija, utamanya saat kemarau. Layaknya jagung, singkong, sorgum hingga kacang panjang. “Tanaman palawija ini antara lain komoditas palawija seperti jagung, sorgum dan kacang tanah. Namun jika ketersediaan air mencukupi para petani diperbolehkan melanjutkan kembali aktivitas tanamanan padi,” jelas Risvandika. Menurutnya, pengaturan pola tanam sangat penting mengingat saat kemarau pasokan air berkurang.
OPINI , Tips dan Trik August 14, 2020 • Ilustrasi padi yang mulai kekeringan – Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para petani padi sawah basah di tanah air adalah masalah kesulitan air tatkala akan memasuki masa panen, pada musim tanam kedua dan selanjutnya porekat. Sewaktu masa tanam kedua ini, rata-rata kondisi air masih normal, karena sedang berada pada puncak musim hujan. Tetapi memasuki bulan ketiga, tatkala padi akan panen, mulai air akan berkurang, seiring musim berganti menuju kemarau. Keadaan seperti itu, mengakibatkan banyak petani padi mengalami gagal panen. Disebabkan padi tidak tumbuh optimal, karena kekurangan air. Gejala ini sebenarnya hal yang wajar terjadi, karena mekanisme alam. Namun pengaturan penanaman padi tentunya harus menyesuaikan. Sejak tahap awal penanaman padi, sangat mungkin air di sawah akan menyusut sedikit demi sedikit, hingga kering kerontang. Tanah sawah perlahan berubah susut berair, bercak macak-macak, kering, hingga pecah-pecah. Padi pun tidak tumbuh sempurna. Tak jarang yang menjadi kurus kerontang dan jatuh terjuntai. Tanaman padi yang kekurangan air ini akhirnya mati. Kalaupun bertahan hidup, tidak menghasilkan buah yang normal. Pasti begitu, karena kebutuhan terhadap air tidak terpenuhi. Untuk menangani persoalan kekeringan ini, petani memang harus mengantisipasi sejak awal, sejak rencana menanam padi. Artinya, perhitungan kemungkinan kekeringan sudah harus masuk agenda rencana sewaktu akan menanam padi. Dengan perhitungan sejak dari awal, maka upaya untuk mengantisipasi dan menghadapi kenyataan ini sudah akan dipersiapkan oleh para petani padi. Diantara persiapan dan perencanaan penanaman padi yang menyesuaikan untuk mengurangi dampak kekeringan, antara lain berikut ini 1. Memilih jenis varietas padi yang lebih tahan tumbuh pada debit air kecil dengan usia lebih singkat, misalnya kurang dari 75 hari dari tanam. Ciri padi itu, umumnya semua padi yang dapat tumbuh secara combo, pada lahan kering huma dan sawah. 2. Melakukan pengaturan sistem pengairan internal lahan sawah. Penggunaan pengairan sawah dilakukan secara optimal. Sehingga tak membiarkan air terbuang ke saluran pembuangan. Jadi harus ada semacam area cadangan air pada lahan kita. Pengaturan air ini harus dilakukan sejak usia padi telah mencapai 1 bulan pada lahan. Sebab, sejak itulah pemanfaatan air dibutuhkan oleh tanaman padi hingga malai berisi. 3. Pola pengolahan lahan harus baik. Sistem pengolahan lahan sawah berbeda dengan lahan kering, yakni harus rata, lumpur ledok sunda, merata antara air, basah dan kering. Kondisi lumpur itu akan menjamin air tidak mudah meresap. Pengolahan itu dilakukan dengan optimalisasi waktu pembajakan, serta mencermati setelahnya, dari saluran yang tidak perlu seperti lobang pada pematang sawah, yang dibuat oleh hama hewan seperti tikus, kepiting, keong, dll. 4. Mengurangi penggunaan pupuk dan bahan-bahan kimia. Pemanfaatan pupuk dan bahan lain kimia memang dapat menggenjot pertumbuhan tanaman secara cepat, namun akan menyisakan residu. Untuk itu, ada baiknya apabila sistem penanaman memiliki proyeksi jangka panjang dan berkesinambungan, secara periodik dan bertahap para petani mengurangi penggunaan komposisi pupuk kimia hasil buatan pabrikan. Pupuk yang instan untuk memenuhi kebutuhan tanaman jangka pendek, berdampak pada kesuburan tanah dalam jangka panjang. Tanah akan kurus, kering dan mengeras. Alhasil, sangat gembos terhadap kebutuhan air. Nah, itulah beberapa hal yang dapat dilakukan sejak awal untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang mungkin terjadi pada tanaman padi di sawah. Anda punya cerita lain? Silahkan berbagi.*
Ilustrasi petani menanam padi berdasarkan pedoman musim tanam padi. Foto PixabayMeskipun padi dapat ditanam sepanjang tahun, pada dasarnya petani ditanam berdasarkan ketersediaan air. Musim tanam padi dapat dikelompokkan menjadi beberapa periode tanam. Lantas, seperti apa pembagiannya? Ketahui jawabannya di pembahasan berikut tanam adalah pedoman waktu tertentu yang dijadikan sebagai tahap permulaan menanam. Musim tanam ini memiliki peran yang memungkinkan pelaku di sektor pertanian mendapatkan arah budi daya tanaman, khususnya tanaman dengan kegiatan budidaya tanaman padi, terdapat dua aspek penting yang perlu dipahami agar proses penanamannya dapat berhasil, yaituHubungan antara jadwal waktu penanaman dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara siklus perubahan cuaca dengan dinamika perkembangan hama dan penyakit tanaman Musim Tanam PadiSimak 3 pembagian musim tanam padi yang merujuk pada situs berikut ini. Pembagian musim tanam padi dibagi menjadi tiga, yaitu musim tanam utama, gadu, dan kemarau. Foto PixabayMusim penanaman padi ini dilaksanakan pada saat musim penghujan, baik di tanah basah tanah yang pengairannya bagus dan tanah kering tadah hujan. Musim tanam utama terjadi pada bulan November, Desember, Januari, Februari dan musim tanam ini tidak mendapatkan pengairan, tetapi mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Musim tanam gadu terjadi pada bulan April, Mei, Juni, tanam ini tetap bisa dilaksanakan, dengan catatan sistem pengairan atau irigasinya harus lancar. Musim tanam kemarau terjadi pada bulan Agustus, September, dan tanam utama menghasilkan panen raya panen besar, musim tanam gadu menghasilkan panen gadu, sedangkan musim tanam kemarau menghasilkan panen tersedia dalam jumlah paling banyak pada satu bulan setelah periode panen raya Februari s/d Juni, yang berarti puncak stok beras terjadi pada bulan Maret s/d Juli. Pada periode panen raya tersebut fungsi penjemuran, penggilingan, penggudangan dan distribusi, serta kegiatan penyediaan stok beras terjadi paling sibuk. Pengisian stok beras oleh Bulog semestinya terjadi pada Maret s/d Juli dan akan mencapai jumlah stok maksimal pada bulan Agustus. Stok beras ini akan terpakai nanti pada bulan Nopember, Desember, Januari, yaitu pada saat panen yang berpedoman dengan musim tanam padi memiliki peluang keberhasilan yang besar saat menanam padi. Foto PixabayManfaat Memahami Musim Tanam PadiAda beberapa manfaat pentingnya menggunakan musim tanam padi sebagai pedoman, yaitu Mengurangi risiko gangguan hama dan penyakit tanaman, sehingga secara tidak langsung dapat menekan penggunaan risiko gagal panen atau puso, akibat kekurangan air, kebanjiran, roboh terkena angin, dan lain atau hasil panen diharapkan bisa maksimal, apabila ditanam pada waktu yang tepat. Sebab, keberhasilan budidaya tanaman sangat dipengaruhi kondisi iklim dan cuaca telah banyak mengalami perubahan. Namun, perubahan yang terjadi juga tetap memiliki pola dan kecenderungan yang tetap bisa diamati. Dengan demikian, petani yang memiliki dasar pemahaman masa tanam ini, tentu jauh lebih baik dibanding petani yang tidak punya aspek penting dalam kegiatan budidaya tanaman padi?Kapan musim tanam utama terjadi?Apa yang dihasilkan di musim tanam utama, gadu, dan kemarau?
Musim kemarau ilustrasi. SUKABUMI - Sejumlah petani di selatan Kabupaten Sukabumi tetap nekat menanam padi di tengah musim kemarau. Padahal, pada momen tersebut berpotensi menyebabkan gagal panen puso akibat kesulitan pengairan. ’Dari pantauan, ada sebagian kecil yang masih menanam padi,’’ ujar Kepala Seksi Perlindungan Tanaman DPTP Kabupaten Sukabumi, Sodikin, kepada Republika Online, Selasa 17/9. Pasalnya, mereka masih menganggap ada air untuk mengairi areal persawahannya. Sebelumnya DPTP Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah menghimbau para petani untuk tidak menanam padi saat musim kemarau. Namun, di lapangan ada sebagian kecil petani yang tetap nekat menanam padi dengan risiko gagal panen akibat kekeringan. Selain padi, kata Sodikin, ada sejumlah petani yang mengganti tanamannya menjadi ubi kayu. Bahkan, ada sebagian petani yang sudah panen. Kini, mereka tengah mempersiapkan lahannya untuk ditanam padi. Hal ini dikarenakan musim hujan diprediksi jatuh pada akhir September mendatang. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
mengapa pada musim kemarau para petani tidak menanam padi